Cara menghadapi orang yang suka menyindir





Dalam kehidupan pergaulan baik dalam lingkungan kerja, sekolah atau lingkungan tempat tinggal, tentu kita bertemu banyak karakter. Nah salah satu karakter yang pasti kita temui adalah orang yang suka menyindir. Kamu tau tidak orang yang suka menyindir dengan tujuan untuk menjatuhkan, mempermalukan dan untuk memuaskan hasratnya sendiri sebagian besar berada dalam level EQ (Emotional Quetiont) yang rendah. Orang yang berada dalam level ini, cenderung suka menganggap perbuatannya benar, yang lain salah,  berharap orang lain peka atas kalimat sinis yang diucapkan namun alih alih orang yang disindir peka malah menimbulkan masalah baru. Itulah sebabnya tanda Drama Quenn juga patut disematkan pada orang yang suka menyindir.

Lalu bagaiamana cara menghadapinya ? Rumus paling utama adalah BERSABAR, karena sesungguhnya orang orang yang bersabar akan beruntung. CATATAN, jangan pernah membalas keburukan dengan keburukan, karena tidak akan diperoleh kemenangan.  Jikapun berhasil membalaskan dendam bahkan dengan cara yang disengaja yang ada hanyalah rasa benci yang semakin tinggi diantara kedua belah pihak.

Alih alih menyindir untuk menyikapi tindakan seseorang yang tidak disukai, kenapa tidak dibicarakan baik baik ? karena dalam pikirannya perbuatan dan tindakannya sudah paling benar. Perbuatan seperti ini kebanyakan ditemukan pada sifat perempuan. Sayangnya lagi kalimat sindiran yang diucapkan kaum perempuan ini sangat bersifat menjatuhkan harga diri, mencela, mengolok - olok dan dilakukan dalam kurun waktu yang panjang dan berulang ulang dengan tujuan yang disindir merasa tersindir dan merasa sakit hati. Mungkin itulah sebabnya, konon katanya penghuni neraka sangat dipenuhi oleh kaum Hawa dari pada kaum Adam karena sifatnya yang suka mencela sesamanya, menghasut kebencian dan menimbulakn prasangka yang buruk antar sesamanya.

Jika yang disindir tidak peka maka akan diulang lagi dan lagi. Dari sini saja sudah terlihatkan kan bagaimana orang yang suka menyindir ini sangat ingin mencapai hasratnya agar orang lain sakit hati?

Perilaku menyindir, terutama jika alasannya belum tentu kebenarannya tentu pihak yang disindir akan merasa terhina, tidak terima dan marah. Maka bisa disebutkan orang yang menyindir sudah berbuat dzolim. Dalam riwayat yang disampaikan oleh muslim, dijelaskan bahwa " seorang hamba yang membicarakan sesuatu yang belum jelas baginya (hakikat dan akibatnya), akan dilempar ke neraka sejauh antara timur dan barat ". karena perilaku menyindir sudah pasti menggiring pada rasa benci dan menimbulkan sikap permusuhan dan prasangka buruk.


Namanya saja sindiran pasti kalimat yang keluar tajam, menyerang pribadi seseorang sehingga menimbulkan luka. Alangkah baiknya jika yang disindir bersabar, mengikhlaskan dan memaafkan. Karena jika dibalas, tentu akan menimbulkan masalah yang makin runyam. Seperti yang dijeaskan diatas, orang yang suka menyindir memiliki EQ rendah, tentu tidak akan ada akhirnya jika masalah seperti ini dilayani, jika dilayani artinya, yang disindir mengikuti cara berpikir penyindir, emosian, egois dan selalu ingin menang. Tentu yang ada adalah muncul suasana yang tidak kondusif. Biasanya lagi orang yang memiliki EQ rendah seperti penyindir ini, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, jadi buat yang pernah disindir dengan tajam, terlebih atas masalah yang gak penting, tidak jelas keakuratan hal yang disindir dan sepele, solusi terbaik adalah bersabar karena bagaimanapun orang yang suka menyindir tidak pernah memikirkan perasaan orang yang disindirnya, padahal jelas jelas dia lari dari masalah yang dimilikinya sendiri dan atas ketidaksukaannya sendiri dengan mengucapkan kata sadis, tajam dan biasaanya melibatkan orang ketiga yang digunakan sebagai wadah untuk mempercepat orang yang disindir segera merasa maka yang timbul adalah masalah baru. Dengan demikian jelas bahwa ia mengangkat tanda perang, DRAMA QUEEN ya. So, ngapain orang yang disindir berlarut larut dalam hal ini, toh yang menyindir tidak pernah memikirkan perasaanmu setelah mengeluarkan kalimat yang melukai hatimu.

Menyindir boleh jika dilakukan dengan bahasa yang santun tanpa mengeleminasi etika dan berucap, menuturkan kalimat yang baik sehingga yang disindir paham bahwa tujuannya adalah baik tapi sayangnya orang yang menyindir hadir dengan pemilihan kosa kata buruk, diiringi dengan sikap yang buruk pula, yang penting baginya tujuan nya tercapai. Maka  tak mengherankan dalam ajaran agama islam menyindir adalah perbuatan haram, jika sudah terkategorikan haram maka harus dijauhi sejauh jauhnya.

Pengalaman pribadi ku pernah disindir, hanya karena alasan sepele. Mungkin jika waktu itu tidak ku perjelas dan konfimasi langsung kenapa dia menyindir, mungkin akan jadi catatan buruk bagi ku karena memendam masalah yang ada dikepala dilain hal merasa tersindir tapi tidak tau tentang apa. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, orang yang suka menyindir tidak mau terbuka dengan hal yang dia anggap masalah, dia sudah puas dengan egonya, menyindir terus menerus, berharap yang lain sakit hati, puas dan enyah lah yang disindir, terlebih dia ada temannya yang dijadikan tameng sementara aku sendiri, eh taunya ternyata hal yang dia sindirkan bukan masalah besar yang harus digembar gemborkan. Dari sini sudah terlihatkan drama quennya.

Sudah kubilang orang tersebut memang memiliki EQ rendah, buruk dan cenderung gak pernah peduli sama perasaan orang lain, suka ingkar janji malah, yang dia utamakan kepentingannya terpenuhi. Salah satunya ya itu mencelakai perasaan orang lain. Nah, masalah pertama yang menurut dia paling masalah adalah tentang cuci piring, saat kami menginap dirumah warga, dia mencuci piring sementara aku tidak. Hm, emang orangnya agak perhitungan terhadap semua hal, setauku dia baru kali itu cuci piring bukan berkali kali. Mungkin kalo sudah berkali kali, aku akan paham kalo kesalahan ada di aku. Jadi, dia maunya aku cuci piring, sementara aku lagi (maaf) *pup. Kemudian setelah pup bergegas ke teras, untuk siap siap pulang, nah karena berfikir piring belum dicuci aku balik lagi ke kamar mandi buat nyuci, taunya si penyindir sudah disitu nyuci piring. Iyalah karena dia sudah disitu kubiarkan dia nyuci lalu aku packing, eh taunya setelah abis itu dia nyindir habis habisan...  di depan warga yang mengantarkan kepulangan kami, sebelum pintu mobil pick up ditutup secara jelas, kasar dan gamblang. Apa gak emosi.

Ya sudah, aku yang paham kalo ini dilanjutkan dengan tidak diperjelas akan jadi masalah terlebih perjalanan masih panjang, eh taunya masalah cuci piring yang diangkat pertama saat aku minta penjelasan hal apa yang menurut dia masalah wkwkwk, miris ya. Yasudah kujelaskan padanya, kalo sebelum dia cuci piring, pas waktu acara memasak di dapur  aku sedang membantu ibu yang punya rumah memasak makanan, sementara dia main hape.. hahaha.. sesepela itu perbuatan buruknya dia lontarkan untuk menimbulkan rasa marah dan tidak terima. Padahal kalo aku juga mau aku juga bisa bilang dan menyindir, kenapa kamu tidak membantu ibu yang punya rumah masak ? malah main hp, tidak sopan tau !

Tapi sudah kubilang berkali kali, mereka yang suka menyindir, tidak mau tau dengan perasaan orang lain, mereka hanya ingin mencapai keinginannya sendiri. Bahkan tidak suka cek dan ricek masalah, itu sebabnya  orang seperti ini harus dijauhi karena hanya berpikir tentang sifat baiknya seorang, orang lain buruk karena tidak melakukan tindakan sesuai dengan keinginannya. Sabar, ikhlaskan dan maafkan. Terlebih untuk hal sepele seperti yang kualami ini, walaupun meyakitkan disindir untuk beberapa hari karena masalah cuci piring dan masalah gak penting lainnya, hingga memunculkan sikap benci dari dalam diriku, aku berusaha meredamnya. Salah satunya bercerita ke temanku, awalnya aku gak terima disindir cm karena cuci piring dan sikapnya yang menunjukkan perangai kasar selama dalam perjalanan. Jadi intinya kata temanku, aku gak boleh balas dendam, terlebih lagi dengan sengaja, karena itu bukan aku, itu hanya rasa marah yang meguasaiku dan rasa marah tersebut akan menang dan menguasaiku jika menjalankannya, terlebih lagi temanku ini tau, aku tidak pernah berurusan balas balasan dendam atau cari masalah masalah dengan orang lain. Jadi kata dia aku gak perlu menuruti nafsuku dan megubah cara hidupku untuk menemukan siasat cara berbalas dendam hanya karena agar yang bersangkutan merasakan apa yang kuraskan. Ya mengendalikan ego, memang butuh waktu, bersabar, maka rasa ikhlas yang ada lalu memaafkan. Nanti Allah yang maha tahu, tau balasan apa yang tepat untuk orang seperti itu, terlebih lagi kata kata sindirian yang dia keluarkan setajam sayatan silet. Biarkan Allah yang menghitung segala sesuatunya, karena apa yang baik bagi kita belum tentu baik menurut Allah, terlebih lagi kadang kita dipertemukan dengan manusia adalah untuk menguji kita. Apakah kita akan membalasnya atau menahan diri, rasanya indah kemaren aku tidak membalas perbuatannya. Lupakan saja dia, jangan pernah berlaku jahat kepadanya mesti dia sudah jahat, nanti ada namanya masa depan. Disana akan terlihat bagaimana waktu membalas perbuatan seperti itu, pada nyatanya selamat bagi kamu yang sudah bersabar dan mengendalikan ego menerima sikap yang seperti itu. Wallohua'lam.

Karena segala perbuatan itu semuanya tergantung niat, jika niat menyindir dilakukuan untuk memperbaiki suasana maka ada ganjaran yang baik dan sebaliknya jika niatnya untuk mencelakai, mengolok olok, menghina dan mengucilkan orang lain hingga memunculkan sikap prasangka yang buruk, permusuhan, memperpanas suasanan maka akan ada perhitungan dari allah.  Kita hanya butuh bersabar, bukankah allah maha tahu apa yang tidak kita ketahui.

Nabi Muhammad SAW bersabda : Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya (HR Muslim)

Hindari orang yang suka menyindir, karena akan mempengaruhi dalam bersikap jangan samapi kita juga pandai menyindir karena terlalu lama bergaul dengan orang yang merasa bahwa perilaku menyindir adalah hal biasa. Nanti kelembutan hati kita akan menghilang. Segala sesuatunya kembali ke allah, kita hamba yang penuh keluh kesah. Semoga dapat diambil sebagai pembelajaran. Aamiin.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gangguan Jiwa