Ketenangan dan Kedamaian
Kalau ditanya apa sebenarnya keinginan manusia, dari lubuk hati yang terdalam pasti mereka menjawab, ketenangan dan kedamaian. Tidak ada gunanya popularitas dan harta kalau tidak diiringi ketenangan dan kedamaian, pasti tanpa diiringi oleh dua hal tersebut manusia tidak akan merasakan kenikmatan memiliki popularitas dan harta, karena selalu repot berpikir apa yang harus dilakukan selanjutnya agar bisa mengamankan popularitas dan harta yang dimiliki.
Akan sangat berbeda ceritanya jika dia memiliki ketenangan dan rasa damai dihatinya di saat bersamaan jika dia memiliki popularitas dan harta, pasti dia tidak akan sibuk melindungi diri dari popularitas dan harta yang ia miliki karena sudah ada ketenangan dan kedamaian yang telah menjadi tameng di hatinya, ya benar ketengan dan kedamaian ada di hati, tidak bisa dibeli dan ditukar dengan apapun, tapi dengan sepenuhnya memiliki empati rasa kemanusiaan yang baik. dan mereka orang orang yang memiliki ketenangan dan kedamaian di hati mereka lah yang selamat dari sengitnya perjuangan mencari kehidupan dan jati diri di bumi ini, sungguh mereka adalah orang orang yang beruntung, maka aku ingin jadi seperti mereka, maka sengaja aku mendekatkan diri kepada tuhan, berdoa diberi hidayah agar menjadi kaya dan berilmu di bumi agar bisa membantu mereka yang membutuhkan bantuan dan berpartisipasi dalam memperbaiki kehidupan manusia agar lebih baik dan beradab, sejujurnya aku menginginkan untuk menjalankan ini agar tuhanku menerimaku dengan baik disisinya, ditempatkan di tempat yang baik pula saat aku mati, karena aku takut jika mati tidak ada tempat bagiku, aku takut karena tidak ada manusia yang berhasil kembali dari kematian, itu artinya, alam kematian kekal dan abadi selamanya. Pikiran ini berkata, jadi aku hidup di dunia ini hanya sebentar saja, 60 tahun saja, tapi mati selamanya. Atau aku dihidupkan untuk mati, agar bisa mencapai hari akhir yaitu antara surga dan neraka. sungguh kalau aku tidak hiduppasti aku tidak bis marasakan hari akhir, jadi hidup di dunia hanya sebuah jembatan menuju dunia lain, yang sebelum aku dilahirkan ke bumi entah di mana aku berada akku tidak tau. Jadi aku takut mati karena jiwa kemanusianku tidak memiliki cukup bekal bertemu tuhan, entah bagaimana cara ku untuk membela diri terhdapnya, padahal dia maha tahu, bagaimana pula aku bisa berbohong bahkan sebelum aku tahu apa yang ingin kukatakan ia sudah tau apa yang akan kuucap dari mulutku, untuk itu agar selalu berharap agar tuhanku menjadikan jiwa kemananusiaanku menjadi jiwa tenang yang damai jiwa yang tidak silau dengan nikmat dunia, jiwa yang mau berempati dan berbagi, jiwa yang selalu ingin belajar dan berbagi, dan jiwa yang selalu akan bersujud kepadanya, tidak ada tempat kembal kecuali kematian untuk menuju akhirat, dan tidak ada harapan kecuali memanjat doa dengan khusyuk sambil berpegang pada keyakina bahwa semua doa pasti di dengar dan semua perbuatan baik pasti dicatat dengan baik, maka aku selalu menginginkan agar penghuni langit juga menginginkan kan menjadi bagian dari mereka, bagian dari hamba allah yang menginginakn kebaikan untuk dirinya agar kelak nantinya selalu direndahkan hatinya untuk berbaik diri dan berbagi dengan sesama, sungguh pun aku jika berbuat baik kepada diri sendiri sudah dihitung amal olehNya, maka yang selalu kulakukan adalah menenangkan dan mendamaikan hati perasaanku, agar aku merasakan nikmatnya hidup dibumi sebagai zikir mengingat bahwa ada dia yang mencintaiku untuk itu aku tidak ingin dia patah hati terhadapku. Semoga penghuni langit selalu merindukanku, hari ini besok dan sampai aku mati, aku akan selalu berusaha mengumpulkan bekal agar pantas berada di tempat yang sama dengan kalian. Semoga malaikat yang ada bersamaku menyampaikan perasaanku cemasnya aku hidup di dunia, tapi ketika kusandarkan hatiku padanya, hatiku tenang, semoga aku selalu begini, karena aku yakin, kalian para penghuni langit pasti dapat merasakan bagaimana cemasnya makhluk yang tidak berdaya ini hidup di bumi, tapi rasa cemas bisa menghlang begitu aku ucap namanya, dengan sendu dan penuh harap memohon bantuan, sampaikan padanya, aku sangat tenang dan damai karena aku telah memberikan hatiku padanya, aku rindu, kepadanya. Nanti aku sedang mengunpulkan bekal yang pantas agar dapat bersanding dengan kalian, para penghuni langit. Semoga aku dapat bertemu dengan kalian, aamiin. Hamba Allah, yang sedang mencari kehidupan di muka bumi.
Akan sangat berbeda ceritanya jika dia memiliki ketenangan dan rasa damai dihatinya di saat bersamaan jika dia memiliki popularitas dan harta, pasti dia tidak akan sibuk melindungi diri dari popularitas dan harta yang ia miliki karena sudah ada ketenangan dan kedamaian yang telah menjadi tameng di hatinya, ya benar ketengan dan kedamaian ada di hati, tidak bisa dibeli dan ditukar dengan apapun, tapi dengan sepenuhnya memiliki empati rasa kemanusiaan yang baik. dan mereka orang orang yang memiliki ketenangan dan kedamaian di hati mereka lah yang selamat dari sengitnya perjuangan mencari kehidupan dan jati diri di bumi ini, sungguh mereka adalah orang orang yang beruntung, maka aku ingin jadi seperti mereka, maka sengaja aku mendekatkan diri kepada tuhan, berdoa diberi hidayah agar menjadi kaya dan berilmu di bumi agar bisa membantu mereka yang membutuhkan bantuan dan berpartisipasi dalam memperbaiki kehidupan manusia agar lebih baik dan beradab, sejujurnya aku menginginkan untuk menjalankan ini agar tuhanku menerimaku dengan baik disisinya, ditempatkan di tempat yang baik pula saat aku mati, karena aku takut jika mati tidak ada tempat bagiku, aku takut karena tidak ada manusia yang berhasil kembali dari kematian, itu artinya, alam kematian kekal dan abadi selamanya. Pikiran ini berkata, jadi aku hidup di dunia ini hanya sebentar saja, 60 tahun saja, tapi mati selamanya. Atau aku dihidupkan untuk mati, agar bisa mencapai hari akhir yaitu antara surga dan neraka. sungguh kalau aku tidak hiduppasti aku tidak bis marasakan hari akhir, jadi hidup di dunia hanya sebuah jembatan menuju dunia lain, yang sebelum aku dilahirkan ke bumi entah di mana aku berada akku tidak tau. Jadi aku takut mati karena jiwa kemanusianku tidak memiliki cukup bekal bertemu tuhan, entah bagaimana cara ku untuk membela diri terhdapnya, padahal dia maha tahu, bagaimana pula aku bisa berbohong bahkan sebelum aku tahu apa yang ingin kukatakan ia sudah tau apa yang akan kuucap dari mulutku, untuk itu agar selalu berharap agar tuhanku menjadikan jiwa kemananusiaanku menjadi jiwa tenang yang damai jiwa yang tidak silau dengan nikmat dunia, jiwa yang mau berempati dan berbagi, jiwa yang selalu ingin belajar dan berbagi, dan jiwa yang selalu akan bersujud kepadanya, tidak ada tempat kembal kecuali kematian untuk menuju akhirat, dan tidak ada harapan kecuali memanjat doa dengan khusyuk sambil berpegang pada keyakina bahwa semua doa pasti di dengar dan semua perbuatan baik pasti dicatat dengan baik, maka aku selalu menginginkan agar penghuni langit juga menginginkan kan menjadi bagian dari mereka, bagian dari hamba allah yang menginginakn kebaikan untuk dirinya agar kelak nantinya selalu direndahkan hatinya untuk berbaik diri dan berbagi dengan sesama, sungguh pun aku jika berbuat baik kepada diri sendiri sudah dihitung amal olehNya, maka yang selalu kulakukan adalah menenangkan dan mendamaikan hati perasaanku, agar aku merasakan nikmatnya hidup dibumi sebagai zikir mengingat bahwa ada dia yang mencintaiku untuk itu aku tidak ingin dia patah hati terhadapku. Semoga penghuni langit selalu merindukanku, hari ini besok dan sampai aku mati, aku akan selalu berusaha mengumpulkan bekal agar pantas berada di tempat yang sama dengan kalian. Semoga malaikat yang ada bersamaku menyampaikan perasaanku cemasnya aku hidup di dunia, tapi ketika kusandarkan hatiku padanya, hatiku tenang, semoga aku selalu begini, karena aku yakin, kalian para penghuni langit pasti dapat merasakan bagaimana cemasnya makhluk yang tidak berdaya ini hidup di bumi, tapi rasa cemas bisa menghlang begitu aku ucap namanya, dengan sendu dan penuh harap memohon bantuan, sampaikan padanya, aku sangat tenang dan damai karena aku telah memberikan hatiku padanya, aku rindu, kepadanya. Nanti aku sedang mengunpulkan bekal yang pantas agar dapat bersanding dengan kalian, para penghuni langit. Semoga aku dapat bertemu dengan kalian, aamiin. Hamba Allah, yang sedang mencari kehidupan di muka bumi.
Komentar
Posting Komentar