Untukmu di masa depan, dari aku saat ini 3
untukmu di masa depan, dari aku saat ini
Ayat suci menuliskan bahwa setiap makhluk yang tercipta ada pasangannya, dari jenisnya sendiri. pun begitu aku risau, kenapa aku belum dipertemukan denganmu. apakah ini karena permintaan diri sendiri yang memutuskan untuk tidak berpacaran atau pikiran ini yang terlalu ambisius mengejar cita cita. aku jelaskan, bahwa aku memutuskan untuk tidak jatuh cinta sebelum menikah, lalu entah sejak kapan, pikiranku mulai merusmuskan kalau aku akan bertemu denganmu di tempatku nanti membangun karir, maksudnya aku dan kamu berkarir bersama di kota yang sama, tanpa ada pihak yang harus mengorbankan cita citanya ketika memutuskan untuk bersama. aku tidak ingin minta maaf jika aku terlalu ambisius mewujudkan cita cita, untuk itu aku berpikir sebaiknya aku bertemu denganmu di tempatku membangun karir, demikian pula kamu. pilihan ini aku tempuh karena aku sudah sangat berjuang jauh mewujudkan impianku. jadi ku harap kita bersama berdampingan dan saling mendukung, mungkin karena alasan ini aku belum juga dipertemukan denganku. tidak apa apa semoga waktu yang kulalai saat menanti pertemuan kita bisa kupakai untuk memperbaiki diri.
saat ini isi pikiranku tentang kamu
aku penasaran, kamu seperti apa, apakah kamu lebih tua dariku, setahun ? dua tahun ? atau bahkan lima tahun ? jika lima tahun, kamu tua sekali saat pertemuan kita. tapi tidak apa apa. dan aku juga penasaran, apakah aku yang lebih tua darimu ? artinya kamu lebih muda, setahun ? dua tahun ? kuharap tidak sampai lima tahun, karena sepertinya aku tidak akan mau jika aku lebih tua lima tahun, dan kalu memang aku lebih tua setahun dua tahun atau bahkan tiga tahun tidak apa apa, aku mau, asal kamu tidak cerita ke teman temanku ke siapapun kalau kamu punya istri yang lebih tua, aku pasti malu. tidak apa apa kalau aku lebih tua, aku memiliki perawakan muda, nanti kamu pasti kelihatan lebih tua dariku, dan kamu tetap harus terima memanggilku adek, meskipun aku lebih tua
sehabis pulang kerja
walaupun aku bekerja sepertimu, aku tetap ingin menjadi yang pertama menyambut kedatanganmu dirumah sehabis lelah bekerja, aku juga ingin mengelus rambutmu saat ada dipangkuanku sambil mendengarkan keluh kesahmu dengan pekerjaanmu, aku ingin. aku juga ingin kamu menjadi pendengar yang baik atas persoalanku, yang memberikanku jawaban, bahwa dunia yang kuhadapi akan baik baik saja karena ada kamu disampingku yang selalu memihakku apapun yang terjadi
nanti kita dirumah
aku dan kamu, kita bagi tugas ya, aku memasak kamu nyuci piring, kamu mencuci pakaian aku menggosok atau aku membersihkan rumah, kamu membersihkan kamar mandi, kamu mau yaa. aku hanya akan merasa aneh nanti kalau mertuaku bilang lelaki tidak boleh ikut mengurusi rumah, untuk hal ini kuharap kamu sendiri yang memberikan pengertian ke ibu mu karena bagaimanapun kamu pasti lebih bisa memahami ibu mertua dari pada aku, kuharap kamu memberikan pengertian yang baik, karena aku tidak ingin berselisih dengan ibu mertua tentang hal sepele yang biasa terjadi di negara berkembang hehehe
tentang ibu mertua
nanti, kalau kita bersama, kuharap kita tidak tinggal bersama dengan orang tua, entah itu orang tuaku atau orang tuamu. terlalu banyak yang ingin kujaga, untuk itu aku tidak apa apa tinggal di rumah sewaan sederhana. nanti juga, kalau aku berselisih paham dengan ibu mertua, kuharap kau memihakku, karena aku sangat mencintaimu,tidak ada pembela yang lain yang kuharapkan ketika berselisih dengan ibu mertua kecuali kamu, jadi aku ingin kamu tetap membelaku apapun yang terjadi, membelaku sebaik yang kamu bisa dengan cara memberiakan penjelasan yang santun ke ibumu, karena bagaimanapun dia tetap ibumu yang paling berjasa dalam hidupmu, yang memberikanmu bekal kehidupan sebaik baiknya sehingga menjadi pantas untukku. entah bagaimanapun aku tidak ingin berselisih paham dengan ibu mertua, aku ingin memperlakukannya seperti ibuku sendiri, karena itu tidak bisa kupastikan jika aku tidak berselisih dengan nya karena dengan ibuku sendiri aku juga pernah berselisih, jadi aku minta kamu tetap ada membelaku. nanti urusan belakang kita bicarakan jika memang aku yang salah, yang penting selamatkan dulu aku dari amukan mertua hehehe
Ayat suci menuliskan bahwa setiap makhluk yang tercipta ada pasangannya, dari jenisnya sendiri. pun begitu aku risau, kenapa aku belum dipertemukan denganmu. apakah ini karena permintaan diri sendiri yang memutuskan untuk tidak berpacaran atau pikiran ini yang terlalu ambisius mengejar cita cita. aku jelaskan, bahwa aku memutuskan untuk tidak jatuh cinta sebelum menikah, lalu entah sejak kapan, pikiranku mulai merusmuskan kalau aku akan bertemu denganmu di tempatku nanti membangun karir, maksudnya aku dan kamu berkarir bersama di kota yang sama, tanpa ada pihak yang harus mengorbankan cita citanya ketika memutuskan untuk bersama. aku tidak ingin minta maaf jika aku terlalu ambisius mewujudkan cita cita, untuk itu aku berpikir sebaiknya aku bertemu denganmu di tempatku membangun karir, demikian pula kamu. pilihan ini aku tempuh karena aku sudah sangat berjuang jauh mewujudkan impianku. jadi ku harap kita bersama berdampingan dan saling mendukung, mungkin karena alasan ini aku belum juga dipertemukan denganku. tidak apa apa semoga waktu yang kulalai saat menanti pertemuan kita bisa kupakai untuk memperbaiki diri.
saat ini isi pikiranku tentang kamu
aku penasaran, kamu seperti apa, apakah kamu lebih tua dariku, setahun ? dua tahun ? atau bahkan lima tahun ? jika lima tahun, kamu tua sekali saat pertemuan kita. tapi tidak apa apa. dan aku juga penasaran, apakah aku yang lebih tua darimu ? artinya kamu lebih muda, setahun ? dua tahun ? kuharap tidak sampai lima tahun, karena sepertinya aku tidak akan mau jika aku lebih tua lima tahun, dan kalu memang aku lebih tua setahun dua tahun atau bahkan tiga tahun tidak apa apa, aku mau, asal kamu tidak cerita ke teman temanku ke siapapun kalau kamu punya istri yang lebih tua, aku pasti malu. tidak apa apa kalau aku lebih tua, aku memiliki perawakan muda, nanti kamu pasti kelihatan lebih tua dariku, dan kamu tetap harus terima memanggilku adek, meskipun aku lebih tua
sehabis pulang kerja
walaupun aku bekerja sepertimu, aku tetap ingin menjadi yang pertama menyambut kedatanganmu dirumah sehabis lelah bekerja, aku juga ingin mengelus rambutmu saat ada dipangkuanku sambil mendengarkan keluh kesahmu dengan pekerjaanmu, aku ingin. aku juga ingin kamu menjadi pendengar yang baik atas persoalanku, yang memberikanku jawaban, bahwa dunia yang kuhadapi akan baik baik saja karena ada kamu disampingku yang selalu memihakku apapun yang terjadi
nanti kita dirumah
aku dan kamu, kita bagi tugas ya, aku memasak kamu nyuci piring, kamu mencuci pakaian aku menggosok atau aku membersihkan rumah, kamu membersihkan kamar mandi, kamu mau yaa. aku hanya akan merasa aneh nanti kalau mertuaku bilang lelaki tidak boleh ikut mengurusi rumah, untuk hal ini kuharap kamu sendiri yang memberikan pengertian ke ibu mu karena bagaimanapun kamu pasti lebih bisa memahami ibu mertua dari pada aku, kuharap kamu memberikan pengertian yang baik, karena aku tidak ingin berselisih dengan ibu mertua tentang hal sepele yang biasa terjadi di negara berkembang hehehe
tentang ibu mertua
nanti, kalau kita bersama, kuharap kita tidak tinggal bersama dengan orang tua, entah itu orang tuaku atau orang tuamu. terlalu banyak yang ingin kujaga, untuk itu aku tidak apa apa tinggal di rumah sewaan sederhana. nanti juga, kalau aku berselisih paham dengan ibu mertua, kuharap kau memihakku, karena aku sangat mencintaimu,tidak ada pembela yang lain yang kuharapkan ketika berselisih dengan ibu mertua kecuali kamu, jadi aku ingin kamu tetap membelaku apapun yang terjadi, membelaku sebaik yang kamu bisa dengan cara memberiakan penjelasan yang santun ke ibumu, karena bagaimanapun dia tetap ibumu yang paling berjasa dalam hidupmu, yang memberikanmu bekal kehidupan sebaik baiknya sehingga menjadi pantas untukku. entah bagaimanapun aku tidak ingin berselisih paham dengan ibu mertua, aku ingin memperlakukannya seperti ibuku sendiri, karena itu tidak bisa kupastikan jika aku tidak berselisih dengan nya karena dengan ibuku sendiri aku juga pernah berselisih, jadi aku minta kamu tetap ada membelaku. nanti urusan belakang kita bicarakan jika memang aku yang salah, yang penting selamatkan dulu aku dari amukan mertua hehehe
Komentar
Posting Komentar