Kenapa orang menggilai cinta

Kenapa orang menggilai cinta, hmm begini saja karena banyak buku yang bercerita tentang cinta. begini lagi saja, kenapa orang menikah karena cinta, karena buku buku selalu bercerita indahnya masa pacaran dari pada masa pernikahan. kata buku buku itu kehidupan pernikahan sangat menyusahkan, menyedihkan, penuh perjuangan dan yang paling gawat lagi, dituliskan di buku buku itu bahwa masa masa yang paling indah adalah masa masa pacaran, mencintai dan dicintai  di masa penuh gelora. Faktanya, bukan cinta namanya kalau, kalau, kalau ada kata " kita sudah tidak cocok... aneh ya tapi buku buku yang bercerita soal ini pasti laris manis, cerita fiksi menyoal soal cinta yang digambar dari berbagai sudut pandang, sehingga sangat digandrungi manusia pada masa pubertas dari zaman ke zaman, padahal tau tidak penulis romeo dan juliet sebenarnya mengolok olok dua sejoli yang menjadi tokoh utamanya karena rela memperpendek  masa hidupnya di dunia hanya demi cinta. tolol. dunia ini tempat yang indah, setidaknya tidak ada manusia yang berhasil diwawancarai berdasarkan pengalamannya sendiri bagaimana keadaan setelah mati.

Entah kenapa buku buku itu enggan bercerita, bahwa cinta yang paling suci dan tanpa syarat faktanya adalah cinta yang muncul setelah ada ikatan pernikahan, dimana ada janji dihadapan tuhan. moment dimana kalian tinggal bersama selamanya, mengetahui sifat baik dan buruknya seperti kamu mengetahui watak saudara kandungmu sendiri tanpa merasa takut akan dibenci dihindari atau bahkan ditinggalkan, tapi hanya sedikit buku yang bercerita tentang indahnya masa pacaran saat menikah, maka jadilah anak muda mensucikan cinta di masa muda, merasakan cinta dulu baru menikah, belajar cinta dulu baru bisa menentukan mana cinta sejati, omong kosong !

Hmm, jika kakek nenekmu hidup di era Belanda, lalu tanyakan pada mereka, apakah mereka awalnya berlama lama pacaran. Jawabannya mungkin hanya sedikit yang mengiyakan, sedikitttt, selebihnya mungkin dicocokkan orang tua, demi menyambung koneksi keluarga atau bahkan demi menyelamatkan ekonomi keluarga. Berkebalikan dengan sekarang, jika ditanya pasti akan menjawab, mencintai dan dicintai adalah hak anak muda. HAH. Hmm, begini lagi, angka perceraian sangat rendah zaman dahulu, bukan karena teknologi belum berkembang seperti saat ini, tapi lebih karena orang zaman dahulu hanya mengenal satu kekasih hati mereka, jadi mereka hanya belajar cinta, mencintai dan dicintai dari satu orang saja, tidak ada pembanding, tidak ada kata romantis dari pihak lain, tidak ada penghasut pikiran bahwa si dia lebih baik dari dikau tapi yang ada hanyalah metode bertahan sampai akhir.

Tapi sayangnya buku buku romansa enggan bercerita soal ini, jadi cerita fiksi mengenai romansa indahnya pacaran semakin merajala lela menguasai pikiran anak muda lintas generasi hingga membentuk suatu budaya bahwa menikah harus karena cinta. Hmm.. Buku buku yang dicetak dalam skala yang luar biasa seperti ini memang sangat mempengaruhi otak pembacanya dan bahkan menjadi inspirasi dalam hal percintaan kawula kawula yang gila ingin dicintai, terlebih lagi jika topik yang dibicarakan mengenai itu itu saja namu cara penyajiannya sangat spektakuler, sehingga apa yang ditulis menjadi sebuah budaya yang telah mengakar kuat bahwa menikah harus berdasarkan pada cinta, tidak ada pertimbangan lain, misalkan karena pilihan orang tua, memperkuat relasi atau bahkan karena kebutuhan ekonomi yang mendesak, tentu saja sangat sulit merubahnya, terlebih lagi hanya sedikit buku yang menuliskan tentang indahnya masa percintaan setelah menikah.

bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

If I Were You

Cara menghadapi orang yang suka menyindir

Fenomena Nissa Sabyan