Mudah Saja
Tulisan ini kutulis, setelah wilda cerita banyak hal padaku. Sengaja di tulis karena apa yang ku dengar darinya semuanya sangat mengkhawatirkanku, maksudku sangat mengusik ketidakamananku. Oh ya, wilda itu temanku di mair, aku masih ragu menempatkan dia sebagai salah satu temnaku atau tidak, soalnya dia orangnya aneh. tau kan maksudnya aneh ? aneh itu maksudnya tidak seharusnya ada di muka bumi ini -,- dia itu beberapa kali membuatku kesal. Tapi aku gak tau kenapa, malah belakang ini kami agak sering pergi bareng hunting kafe-kafe. Hmm, gak tau juga kenapa dia dengan ringannya cerita masalahnya ke aku... hmmm bisa dibilang dia extrovert extra, sangat jauh berbeda dengan ku, introvert. oh ya aku juga gak ngerti banyak orang orang bercerita tentang hidupnya padaku, aku sebenarnya bingung, paling bingung malah, kenapa orang orang terlalu percaya padaku, bukan sangat percaya lagi malah, saking banyaknya aku tau cerita personal kehidupan manusia manusia yang pernah kutemui.
Awalnya dia cerita, apakah aku ada urat ketidak cocokan dengan si A, awalnya aku ragu untuk menjawab. alasannya simple aja, I dont want to share anything with you wil. tapi kujawab, karena pas aku pergi bareng dia, aku merasa sedang agak stres, dan butuh refreshing, ditambah lagi karena dia nanya hal itu, hmmm aku masih ragu buat jawab, sampai pada awalnya dia mulai cerita about herself, dia bilang dia gak senang lihat si "itu" benci malah. awalnya aku diam aja, tapi tapi aku juga kayanya butuh teman cerita, setelah aku gak punya teman cerita... setelah temanku satu persatu mulai pindah dari jogja.. setelah die cerita tentang orang yang dibencinya itu, perlahan lahan aku mulai cerita, dengan sangat hati hati malah.. soalnya dia itu masih termasuk orang asing bagiku, ngeselin, suka mengganggu ketenanganku, berisik, termasuk saat dia nanya "apakah aku ada konflik dengan si A yang dia tanya sebelumnya, hingga akhirnya aku mulai berbicara, tidak ada masalah antara aku dan dia, dan aku nanya balik, " kok kamu nanya itu ? aku cuma takut dia dan si A pernah talk about my self, aku curiga, dia hanya ingin kepo, dan menyampaikan hasilnya, pada si A....
Hahaha masalah udah kelar, selanjutnya dia cerita, dia benci si a si b dan c, dia benci keadaan yang a, b dan c. di benci kalo begini begitu, dia benci yang a i u e o.... sebenarnya aku udah gak mau dengernya lagi. soalnya ini pembicaraan negatiif semua,,, aku gak bisa ambil sisi positif darinya.. semuanya negatif.... aneh ya.... jujur saja aku gak pengen terkontaminasi dari orang orang yang bersifat seperti ini...
--------- bersambung
dulu aku bagian orang yang seperti itu, suka mengatakan benci dan benci dengan hal seperti ini dan itu, agak sama dengan ucapan wilda.. jadi sepertinya, mendengar cerira cerita nya semua, after all, aku melihat masa laluku, dulu yang gak bisa maafin orang... dan yang sekarang alhamdulillah sudah mulai mampu mengikhlaskan.. mudah sebenanrnya caraku berubah.. aku berusaha bergaul dengan orang orang yang berifikiran positif, yang selalu menasihatiku dan tulus dengan apa yang telah kuperbuat.. jauh berbeda dengan wilda bisa dibilang dia 180 derajat berbeda dengan orang orang yang belakangan ini masuk dalam pergaulanku. dia malah gak enakan orangnya, dia bilang, masa mau ketemu teman lamanya aja dia bilang karena gak enakan, padahal temannya sendiri loh, taukan kamu makna dari tidak enakan ? sama dengan merasa terpaksa. ya mah, kalo merasa terpaksa gak usah datang, jangan pura pura toh mbak, itu gak bagus, bilang aja alasan sebenarnya, kalo mereka memang teman dekat ku pasti mereka paham. gak perlu ada yang ditutup tutupi dengan perasaan tidak enakan. ini kebiasaan buruk yang walnya niat mempererat silaturrahmi tapi karena niatnya udah diselubungi dengan tidak enakan, jadilah itu merupakan pertemuan yang tidak ikhlas, boleh dibilanng mengotori hati. apa salahnya sih, diikhlaskan aja, atau dibatalin aja ?
aku sebenanrnya gak pengen menasihatu wilda, ndak pengen marah, dan gak pengen ngasuh saran -,- soalnya dia bukan siapa siapa ku, bukan teman juga, apalagi teman dekat -,-... tapi entah kenapa aku agak sering pergi bareng dia ke kafe atau sekedar makan LOL. yangggg kalo boleh dibilang dengan insensitas seperti itu, makin banyak hala about her self yang dia ceritain ke aku. awalnya capeekkk banget dengar ceritanya, soalnya reviewnya jelek semua, :( jelek jelek malah, aku gak dapat ilmu apapun dar dia, aneh :(, termasuk satu hal yang paling menggangu dia bilang dia shalat kalo lagi mood aja :((((((((((((((((((( sedih akutuh deket deket sama orang seperti ini
Awalnya dia cerita, apakah aku ada urat ketidak cocokan dengan si A, awalnya aku ragu untuk menjawab. alasannya simple aja, I dont want to share anything with you wil. tapi kujawab, karena pas aku pergi bareng dia, aku merasa sedang agak stres, dan butuh refreshing, ditambah lagi karena dia nanya hal itu, hmmm aku masih ragu buat jawab, sampai pada awalnya dia mulai cerita about herself, dia bilang dia gak senang lihat si "itu" benci malah. awalnya aku diam aja, tapi tapi aku juga kayanya butuh teman cerita, setelah aku gak punya teman cerita... setelah temanku satu persatu mulai pindah dari jogja.. setelah die cerita tentang orang yang dibencinya itu, perlahan lahan aku mulai cerita, dengan sangat hati hati malah.. soalnya dia itu masih termasuk orang asing bagiku, ngeselin, suka mengganggu ketenanganku, berisik, termasuk saat dia nanya "apakah aku ada konflik dengan si A yang dia tanya sebelumnya, hingga akhirnya aku mulai berbicara, tidak ada masalah antara aku dan dia, dan aku nanya balik, " kok kamu nanya itu ? aku cuma takut dia dan si A pernah talk about my self, aku curiga, dia hanya ingin kepo, dan menyampaikan hasilnya, pada si A....
Hahaha masalah udah kelar, selanjutnya dia cerita, dia benci si a si b dan c, dia benci keadaan yang a, b dan c. di benci kalo begini begitu, dia benci yang a i u e o.... sebenarnya aku udah gak mau dengernya lagi. soalnya ini pembicaraan negatiif semua,,, aku gak bisa ambil sisi positif darinya.. semuanya negatif.... aneh ya.... jujur saja aku gak pengen terkontaminasi dari orang orang yang bersifat seperti ini...
--------- bersambung
dulu aku bagian orang yang seperti itu, suka mengatakan benci dan benci dengan hal seperti ini dan itu, agak sama dengan ucapan wilda.. jadi sepertinya, mendengar cerira cerita nya semua, after all, aku melihat masa laluku, dulu yang gak bisa maafin orang... dan yang sekarang alhamdulillah sudah mulai mampu mengikhlaskan.. mudah sebenanrnya caraku berubah.. aku berusaha bergaul dengan orang orang yang berifikiran positif, yang selalu menasihatiku dan tulus dengan apa yang telah kuperbuat.. jauh berbeda dengan wilda bisa dibilang dia 180 derajat berbeda dengan orang orang yang belakangan ini masuk dalam pergaulanku. dia malah gak enakan orangnya, dia bilang, masa mau ketemu teman lamanya aja dia bilang karena gak enakan, padahal temannya sendiri loh, taukan kamu makna dari tidak enakan ? sama dengan merasa terpaksa. ya mah, kalo merasa terpaksa gak usah datang, jangan pura pura toh mbak, itu gak bagus, bilang aja alasan sebenarnya, kalo mereka memang teman dekat ku pasti mereka paham. gak perlu ada yang ditutup tutupi dengan perasaan tidak enakan. ini kebiasaan buruk yang walnya niat mempererat silaturrahmi tapi karena niatnya udah diselubungi dengan tidak enakan, jadilah itu merupakan pertemuan yang tidak ikhlas, boleh dibilanng mengotori hati. apa salahnya sih, diikhlaskan aja, atau dibatalin aja ?
aku sebenanrnya gak pengen menasihatu wilda, ndak pengen marah, dan gak pengen ngasuh saran -,- soalnya dia bukan siapa siapa ku, bukan teman juga, apalagi teman dekat -,-... tapi entah kenapa aku agak sering pergi bareng dia ke kafe atau sekedar makan LOL. yangggg kalo boleh dibilang dengan insensitas seperti itu, makin banyak hala about her self yang dia ceritain ke aku. awalnya capeekkk banget dengar ceritanya, soalnya reviewnya jelek semua, :( jelek jelek malah, aku gak dapat ilmu apapun dar dia, aneh :(, termasuk satu hal yang paling menggangu dia bilang dia shalat kalo lagi mood aja :((((((((((((((((((( sedih akutuh deket deket sama orang seperti ini
Komentar
Posting Komentar