Januari bercerita
1 Januari 2018
Ini bukan tahun pertamaku berada di perantauan entah ke berapa tahun, aku sudah tidak menghitungnya lagi. tapi kalo boleh bilang tahun ini tahun terberatku, entah kau paham atau tidak. beban yang kutanggung kurasa semakin berat entah itu karena faktor usia atau perasaan yang setiap hari berkecamuk.
tahun ini, lebih tepatnya tahun 2017, beberapa hal sudah ku ikhlaskan termasuk cinta, cita, amarah, dendam dan melupakan serta memaafkan beberapa hal yang telah terjadi. kurasa itu pilihan terbijakku. dengan begitu hatiku tenang dan hidupku mulai ceria kembali. yang lebih menenangkan aku sudah mulai bisa tidur nyenyak tanpa harus memikirkan beberapa hal aneh yang tidak bisa membuatku tidur nyenyak dan tenang selama 2 tahun belakangan ini. jika kau ingin ambil manfaat, tak apa ambil saja manfaat dari kisahku ini. ketenangan hati dan keikhlasan untuk memaafkan dan merelakan adalah kunci utama menjalani hidup dengan damai.
kalau boleh aku berbagi cerita tentang cita cita, ingin kukatakan aku ingin seperti ayah, mengabdi tanpa batas untuk negara. mungkin saat ini, ya lebih tepatnya di awal hari tahun 2018 ini akan keperjuangkan kembali cita cita ku untuk jadi seperti ayah. dulu dan sampai sekarang aku merasa sangat takjub melihat ayah memiliki mobil dinas, mempunyai staf dan punya baju safari kedinasan. yang tak kalah membanggakan menurutku kemanapun ayah pergi ayah selalu dihormati dan hmm seperti di sayang oleh mantan pegawai pegawainya. aku dulu masih ingat di saat 17 agustusan ayah menjadi pemimpin upacara menjadi pusat perhatian di perayaan nasional, sangat lama hal ini berlangsung hampir 10 tahun lamanya. kulihat waktu itu ayah memiliki jengkol dan bintang yang harus disematkan dibaju kebanggaannya, topi ciri khas yang hanya dipakai oleh orang tertentu dan semua orang menghormat padanya. aku suka dan aku ingin seperti itu, tapi jauh didalam hati aku ingin memiliki hati kharismatik ayah, ke ikhlasannya memaafkan, keikhlasannya membantu sesama, dan ketegasannya untuk tidak pernah melakukan kkn. sampai hari ini aku tidak pernah memakai nama ayahku untuk menyelamatkanku dari berbagai hal yang mungkin kalau orang lain akan mempergunakan nama ayahnya untuk memperoleh kebaikan atau sekedar bersombong ria. itu tidak pernah kulakukan mungkin karena aku didik untuk selalu mengasihani dan menyayangi orang lain, kasihan karena orang lain tersebut tidak lapang dadanya, dan menyayangi orang orang terdekat dengan kita untuk jangan pernah meninggalkannya sendiri.
aku tau dan sampai hari ini saat aku menulis blog ini, beberapa tempat kerja ayah yang sudah ia tinggalkan sangat merindukannya. entah itu mantan kepala ayah, atau mantan staf nya. dulu setauku atasannya sangat tidak ingin ayah pindah instansi dan itu terjadi bukan hanya pada 1 atau 2 kepala tapi banyak, ya, aku tau ayahku seorang pekerja keras yang ulung, loyall dan dedikasi tanpa batas. seperti hal nya juga ketika ayah dimutasi dari suatu daerah atau ke daerah lain, aku heran seharusnya masyarakat atau staf nya ada yang senang karena ayah pindah atau masa tugas selesai, tapi kebalikannya mereka sedih sampai menangis dan mengatakan masih rindu, bahkan sering membandingkan pemimpin baru dengan ayah. waktu kecil aku juga masih ingat beberapa masyarakat datang menangis ke rumah dinas karena ayah pindah tugas. kepolosanku waktu kecil saat itu cuma bisa bilang, ih alay cuma pindah tugas aja sampe nangis nangis, sampai masa dewasa tiba dan teringat untuk dipikirkan kembali, hal itu terjadi mungkin karena masyarakat merasa keberadaan ayah diantara mereka sangat menenangkan yang tidak pernah terjadi dari pemimpin sebelumnya.
kemaren aku juga heran, sehabis lebaran beberapa mantan staf ayah juga datang kerumah bersilaturrahmi katanya teringat ayah yang loyal hahaha.. aku pikir kocak bisa bisanya mereka masih merindukan kepalanya yang lama. sambil mikir mungkin kepala barunya tidak se loyal ayah, atau mungkin jahat, dedikasi nya hanya untuk kepuasan seorang, ya siapa tau, pemimpin yang baik akan benar benar dicari dan dirindukan ketika ia tidak ada, berbeda dengan pemimpin yang tidak loyal bahkan congkak ketika ia pergi tidak akan diingat oleh siapapun kecuali membahas kejelakannya.
dulu setauku waktu ayah berangkat haji, beberapa masyarakat dan mantan pegawainya yang tidak diundang pun datang ke rumah. terharu ? iya aku juga ikut terharu mereka ngejelasin kenapa mereka tidak diundang apakah bapak lupa sama mereka atau ada rasa tidak senang kepada mereka waktu dulu ? ayah negejelaisn bukan seperti itu, ayah tidak mengundang mereka karena takut bakal bikin repot karena jarak rumah ku kerumah mereka sangat jauh, kata ayah tidak etis mengundang karena kejauhan nanti kerepotan. mereka bilang tidak apa, bahkan harusnya mereka diundang kalau ayah punya hajatan lagi biar bisa ketemuan sekalian bersilaturrahmi kembali. kata mereka diam diam dibelakang ayah baik, gak mungkin ngelupainnya gitu aja. hahaha. tapi aku dalam pikiranku bertanya, mereka tau info ada hajatan dari mana ? oh ya, begitu lah jikalau orang baik, orang baik tentu akan menuai kebaikan pula :) setauku infonya tersebar kemana mana, ada beberapa merasa kecewa tidak diundang, tapi ada yang memang tetap bersemangat pun tanpa diundang datang :)
suatu hari aku ingin seperti itu, dirindukan dengan kebaikan hatinya memanfaatkan posisi, jabatan dan uang untuk kebaikan bersama, bermasyarakat, menyagomi dan mendedikasi. dengan begitu bukankah kita sendiri yang menciptakan karakter diri :)
begitulah aku saat ini, terus belajar untuk bisa melampaui apa yang telah dilakukan ayah. aku berdoa agar aku nanti kelak tidak termasuk dalam golongan orang ataupun pemimpin yang memakan hak orang lain. amiin :) jabatan mungkin bisa dicari tapi kebaikan hati hanya bisa dipelajari dan diterapakan sehingga orang lain yang menilai kita, pun materi hanya pembatas untuk memperlihatkan siapa yang loyal, dan tidak. dan yang terbaik akan melakukannya sesuai dengan amanah yang telah dititipkan.
dari seorang anak perempuan yang ingin seperti ayahnya
yogyakarta, indonesia
Ini bukan tahun pertamaku berada di perantauan entah ke berapa tahun, aku sudah tidak menghitungnya lagi. tapi kalo boleh bilang tahun ini tahun terberatku, entah kau paham atau tidak. beban yang kutanggung kurasa semakin berat entah itu karena faktor usia atau perasaan yang setiap hari berkecamuk.
tahun ini, lebih tepatnya tahun 2017, beberapa hal sudah ku ikhlaskan termasuk cinta, cita, amarah, dendam dan melupakan serta memaafkan beberapa hal yang telah terjadi. kurasa itu pilihan terbijakku. dengan begitu hatiku tenang dan hidupku mulai ceria kembali. yang lebih menenangkan aku sudah mulai bisa tidur nyenyak tanpa harus memikirkan beberapa hal aneh yang tidak bisa membuatku tidur nyenyak dan tenang selama 2 tahun belakangan ini. jika kau ingin ambil manfaat, tak apa ambil saja manfaat dari kisahku ini. ketenangan hati dan keikhlasan untuk memaafkan dan merelakan adalah kunci utama menjalani hidup dengan damai.
kalau boleh aku berbagi cerita tentang cita cita, ingin kukatakan aku ingin seperti ayah, mengabdi tanpa batas untuk negara. mungkin saat ini, ya lebih tepatnya di awal hari tahun 2018 ini akan keperjuangkan kembali cita cita ku untuk jadi seperti ayah. dulu dan sampai sekarang aku merasa sangat takjub melihat ayah memiliki mobil dinas, mempunyai staf dan punya baju safari kedinasan. yang tak kalah membanggakan menurutku kemanapun ayah pergi ayah selalu dihormati dan hmm seperti di sayang oleh mantan pegawai pegawainya. aku dulu masih ingat di saat 17 agustusan ayah menjadi pemimpin upacara menjadi pusat perhatian di perayaan nasional, sangat lama hal ini berlangsung hampir 10 tahun lamanya. kulihat waktu itu ayah memiliki jengkol dan bintang yang harus disematkan dibaju kebanggaannya, topi ciri khas yang hanya dipakai oleh orang tertentu dan semua orang menghormat padanya. aku suka dan aku ingin seperti itu, tapi jauh didalam hati aku ingin memiliki hati kharismatik ayah, ke ikhlasannya memaafkan, keikhlasannya membantu sesama, dan ketegasannya untuk tidak pernah melakukan kkn. sampai hari ini aku tidak pernah memakai nama ayahku untuk menyelamatkanku dari berbagai hal yang mungkin kalau orang lain akan mempergunakan nama ayahnya untuk memperoleh kebaikan atau sekedar bersombong ria. itu tidak pernah kulakukan mungkin karena aku didik untuk selalu mengasihani dan menyayangi orang lain, kasihan karena orang lain tersebut tidak lapang dadanya, dan menyayangi orang orang terdekat dengan kita untuk jangan pernah meninggalkannya sendiri.
aku tau dan sampai hari ini saat aku menulis blog ini, beberapa tempat kerja ayah yang sudah ia tinggalkan sangat merindukannya. entah itu mantan kepala ayah, atau mantan staf nya. dulu setauku atasannya sangat tidak ingin ayah pindah instansi dan itu terjadi bukan hanya pada 1 atau 2 kepala tapi banyak, ya, aku tau ayahku seorang pekerja keras yang ulung, loyall dan dedikasi tanpa batas. seperti hal nya juga ketika ayah dimutasi dari suatu daerah atau ke daerah lain, aku heran seharusnya masyarakat atau staf nya ada yang senang karena ayah pindah atau masa tugas selesai, tapi kebalikannya mereka sedih sampai menangis dan mengatakan masih rindu, bahkan sering membandingkan pemimpin baru dengan ayah. waktu kecil aku juga masih ingat beberapa masyarakat datang menangis ke rumah dinas karena ayah pindah tugas. kepolosanku waktu kecil saat itu cuma bisa bilang, ih alay cuma pindah tugas aja sampe nangis nangis, sampai masa dewasa tiba dan teringat untuk dipikirkan kembali, hal itu terjadi mungkin karena masyarakat merasa keberadaan ayah diantara mereka sangat menenangkan yang tidak pernah terjadi dari pemimpin sebelumnya.
kemaren aku juga heran, sehabis lebaran beberapa mantan staf ayah juga datang kerumah bersilaturrahmi katanya teringat ayah yang loyal hahaha.. aku pikir kocak bisa bisanya mereka masih merindukan kepalanya yang lama. sambil mikir mungkin kepala barunya tidak se loyal ayah, atau mungkin jahat, dedikasi nya hanya untuk kepuasan seorang, ya siapa tau, pemimpin yang baik akan benar benar dicari dan dirindukan ketika ia tidak ada, berbeda dengan pemimpin yang tidak loyal bahkan congkak ketika ia pergi tidak akan diingat oleh siapapun kecuali membahas kejelakannya.
dulu setauku waktu ayah berangkat haji, beberapa masyarakat dan mantan pegawainya yang tidak diundang pun datang ke rumah. terharu ? iya aku juga ikut terharu mereka ngejelasin kenapa mereka tidak diundang apakah bapak lupa sama mereka atau ada rasa tidak senang kepada mereka waktu dulu ? ayah negejelaisn bukan seperti itu, ayah tidak mengundang mereka karena takut bakal bikin repot karena jarak rumah ku kerumah mereka sangat jauh, kata ayah tidak etis mengundang karena kejauhan nanti kerepotan. mereka bilang tidak apa, bahkan harusnya mereka diundang kalau ayah punya hajatan lagi biar bisa ketemuan sekalian bersilaturrahmi kembali. kata mereka diam diam dibelakang ayah baik, gak mungkin ngelupainnya gitu aja. hahaha. tapi aku dalam pikiranku bertanya, mereka tau info ada hajatan dari mana ? oh ya, begitu lah jikalau orang baik, orang baik tentu akan menuai kebaikan pula :) setauku infonya tersebar kemana mana, ada beberapa merasa kecewa tidak diundang, tapi ada yang memang tetap bersemangat pun tanpa diundang datang :)
suatu hari aku ingin seperti itu, dirindukan dengan kebaikan hatinya memanfaatkan posisi, jabatan dan uang untuk kebaikan bersama, bermasyarakat, menyagomi dan mendedikasi. dengan begitu bukankah kita sendiri yang menciptakan karakter diri :)
begitulah aku saat ini, terus belajar untuk bisa melampaui apa yang telah dilakukan ayah. aku berdoa agar aku nanti kelak tidak termasuk dalam golongan orang ataupun pemimpin yang memakan hak orang lain. amiin :) jabatan mungkin bisa dicari tapi kebaikan hati hanya bisa dipelajari dan diterapakan sehingga orang lain yang menilai kita, pun materi hanya pembatas untuk memperlihatkan siapa yang loyal, dan tidak. dan yang terbaik akan melakukannya sesuai dengan amanah yang telah dititipkan.
dari seorang anak perempuan yang ingin seperti ayahnya
yogyakarta, indonesia
Komentar
Posting Komentar