Gadis yang sedang menulis ini
Gadis yang sedang menulis ini sangat tersentuh
hatinya ketika ada orang yang berbuat baik padanya, kamu tau kenapa ? karena
dulu dia selalu tersiksa dengan tindakan yang tidak seharusnya ia terima. Maka sejak
hari itu gadis yang sedang menulis ini memutuskan untuk menjadi orang baik,
meskipun ia tidak menemukan orang baik tersebut maka ia berjanji ia yang akan
menjadi orang baik tersebut.
Gadis yang sedang menulis ini, sebelum tau
yang namanya memaafkan dan mengikhlaskan masa lalu, dulunya hatinya selalu
dirundung rasa ketidakpercayaan yang besar terhadap orang yang ia temui. Dirinya
tertutup, tak ada cerita yang akan diperoleh darinya, karena ia mengira nanti
orang orang itu hanya akan mencerikannya kembali ke orang lain sehingga akan
menjadi gossip yang menyebar tidak karuan, sekalipun yang ia ceritakan adalah
cerita gembira yang ceria, ia tetap saja takut untuk membaginya dengan orang
lain,takut akan laur cerita yang diubah sedemikian rupa yang berubah menjadi cerita
buruk yang telah dimodifikasi orang lain tersebut, seperti itu ketakutan
perempuan yang sedang menulis ini kepada orang lain, bahkan orang yang sudah ia
kenal, ia terkadang masih sungkan untuk bercerita, ia tidak pernah percaya,
kasihan sekali gadis yang sedang menulis ini.
Rasa memiliki dan rasa percaya sudah lama
tidak ia rasakan sejak ia merasa orang orang tidak memperlakukannya dengan
adil. Tapi pada suatu hari, ada hal yang mengubah dirinya dan mengubah
pandangannya terhadap dunia. Ia mengetahui dunia ini luas, untuk itu kenapa
tidak dicoba saja untuk mengelilingiinya, mungkin untuk membuang kebosanannya
dengan cerita yang hanya mendengung di kepalanya sendiri tanpa ada teman
bercerita yang ia anggap pantas sebagai tempat untuk berkeluh kesah.
Gadis yang menulis ini pun memulai
petualangannya, ia memberanikan diri mengunjungi tempat yang tidak pernah
dikunjungi orang lain, kemudian bertemu dengan orang baru lain, yang tidak ia
kenal sebelumnya. Ia memutuskan mulai berbicara, sekedar berbicara berkata Halo.
Mulai hari itu, ada torehan senyum diwajahnya, ia mulai berani berbagi senyum
dengan orang yang ia jumpai di tempat baru, dipikirannya saat itu, tak apa
terluka, kan aku sudah pernah terluka bahkan lebih parah. Sejak saat itu dunia
nya mulai berubah lagi, ia mulai bisa mengucap sepatah dua patah kata tentang
kegetiran hatinya kepada teman teman barunya, kepada orang yang ia jumpai,
kepada teman yang sukarela membagi cerita dengannya. Dulu ia kira semua orang
berperilaku jahat seperti ditempatnya terdahulu, nyatanya tidak, semakin jauh Gadis
yang sedang menulis ini melangkah semakin banyak pula ia menerima kebaikan yang tidak pernah ia sangka
ada.
Gadis yang sedang meneulis ini mulai berpikir
dan mulai bisa membandingkan mana orang dan teman yang pantas diperjuangkan
atau yang ditinggalkan, selain itu Gadis yang sedang menulis ini sudah mencapai
pada usia dewasa. Ia merasa sudah saatnya untuk merubah pandangannya terhadap
dunia, ia tidak mau terus menerus berada dalam kesedihan, amarah dan dendam
tentang masa lalunya, yang pasti tidak bisa ia ubah. Dia berpikir, ia tidak
ingin membawa masa lalunya yang jelek itu ke masa depan dan menghantui masa
depannya.
Ia mulai bisa memilah temannya, bertahan
dengan yang setia dan menghindar dari orang yang mengacuhkan kebaikan hatinya. Ia
tidak pernah menjadi lebih jahat dari pada orang yang pernah jahat kepadanya,
namun ia selalu ingin lebih baik dari orang yang pernah baik kepadanya. Ketika ia
merasa orang tersebut hanya memanfaatkan kebaikannya ia mulai mengabaikannya,
bukankah kebaikan harusnya dibalas dengan kebaikan itu pikirannya.
Tapi terkadang Gadis yang sedang menulis ini
kesal minta ampun kepada orang yang hanya menghubunginya di saat ada
kepentingan mendadak untuk memperoleh bantuannya, terkadang ia juga jengkel,
tapi sekedarnya, ia ingin tahu apa manfaatnya untuk orang tersebut jika ia
bantu, jiak ia tau manfaatnya baik maka dengan sukarela ia akan membantunya,
bukankah itu tadi tujuan hidupnya menjadi orang baik jika ia tidak menemukan
orang baik. Untuk itu ia selalu terharu ketika mendapat kebaikan dari orang
lain, dalam hati terkadang ia berdo’a semoga orang yang melakukan kebaikan
kepadanya dilapangkan allah jalannya.
Tapi taukah kamu, semua pemaafan dan
keikhlasan tersebut diperoleh perempuan yang sedang menulis ini dari perjalanan
panjang yang ia lakukan dari kota tempat ia tinggal. Sepanjang perjalanan yang
ia lakukan ia mendapatkan orang baru dengan berbagai kisah unik dan suka
dukanya masing masing. Bukankah asyik jika ia manfaatkan setidaknya untuk
memaafkan dirinya sendiri dari keengganannya untuk memaafkan orang yang
bersikap semena mena kepadanya dulu.
Gadis yang sedang menulis ini bukan sekali dua
kali merenung tapi berkali kali, keteguhan hati mulai ia peroleh dengan mulai
membuka hati dan berbagi cerita dengan orang yang ia anggap memiliki senyuman
indah dan setia. Nyatanya tak semua orang sama, kesimpulan seperti itu tersimpul
dipikirannya. Ia mulai bangkit dan menyusun senyum untuk menyapa orang orang
baru yang hadir dalam hidupnya dan memang benar kata para pejalan waktu. Bahwa dunia
ini indah jika kita bisa mengarunginya dan nyatanya semakin banyak perjalanan
yang kita lakukan maka akan semakin tegar pula hati kita, jiwa yang semakin
damai, dan pikiran yang semakin luas. Dengan cara itu, Gadis yang sedang
menulis ini mulai berubah memandang dunia, yang awalnya skeptis, perlahan terbuka,
dan mulai optimis bahwa ada keyakian lain akan sikap manusia lainnya, lain kota
akan lain budaya, dan pengalaman dan perjalanan adalah cara terbaik merubah
pola pikir dan cara memandang semesta dan berinteraksi dengan orang baru.
Gadis yang sedang menulis ini juga mulai paham
caranya menempatkan posisi diantara orang orang yang hanya memanfaatkannya
untuk kepentingan mereka sendiri, ia mulai paham menempatkan orang sepeti itu
ternyata bukan dengan cara dendam dan amarah, namun dengan cara memudarkan
senyuman merekah yang biasa gadis yang sedang menulis ini berikan kepada orang
tersebut. Jika biasanya ia memberinya dengan sangat hangat maka kepada orang
orang yang berbuat semena mena kepadanya ia hanya sekedar memberi senyuman sekedar
menyatakan ucapan ‘hai aku baik baik saja, dan kamu merugi kehilangan orang
seperti aku’. Nyatanya gadis yang sedang menulis ini tidak lagi dipenuhi
dendam, amarah, frustasi dan menyimpan sendiri sakit hatinya. Karena dari
perjalanannya yang panjang itu ia menemukan bahwa sejatinya kemenangan hati
hanya akan diperoleh oleh orang orang yang mampu memenangkan dan menenangkan
hatinya sendiri yang tidak memberikan dampak kerusakan pada orang lain,
bukankah kedamaian dalam hati hanya akan diperoleh jika dalam kehidupan sehari
hari kita berlaku adil dan bermanfaat bagi sekitar, jika damai tidak kamu
peroleh dari dirimu sendiri yakinlah damai
dan tentram tidak akan datang. Keluwesan hati dan kesukaan ria hanya
akan berlaku jika tidak menyakiti orang lain, memaafkan lalu mengikhlaskan,
lalu di akhir kata gadis yang sedang sedang menulis ini berkata, terimaksih
teman temanku yang sudah memberikan energy positif dalam perjalananku sejauh
ini, yang sudah menguatkanku, yang sudah berbagi cerita denganku,yang
kuceritakan rahasia rahasia kecilku, yang dulu kuanggap adalah masalah besar
jika ada orang lain yang mengetahuinya selain aku. Nyatanya tidak seperti itu,
masa lalu tinggallah dalam sejarah masa depan akan lebih baik ketika gadis yang
sedang menulis ini sadar banyak orang baik yang sukarela membalas perbuatan
yang baik jika manusia lainnya dating dengan cara yang baik pula.
Komentar
Posting Komentar