Satu Manusia Sejuta Kisah

Ini sedikit menceritakan tentang kampung halamanku yang berada di pedalaman pulau sumatera. Gak bisa disebutin di pedalaman juga sih, tapi lumayan jauhlah dari hiruk pikuk keramaian kota. Well you know.. Kampung ku berada di daerah sumatera utara tepatnya di tapanuli bagian selatan , bagian dari kabupaten induk tapanuli selatan dulu namanya kecamatan siais tapi sekarang karena kabupaten tapanuli selatan selalu di mekarkan karena merupakan salah satu kabupaten yang sangat luas dan berkembang jadilah nama kecamatan nya ikut ganti... Hehehe... Dan aku lupa nama kecamatan baru nya apa... Hahaha.... Ok.. This is the time to tell you a little secret about my village.. Namanya dusun sidap-dap.. Bagian kecil dari desa aek natas. Disebut dusun karena penduduk disini jumlahnya sangat kecil untuk disebut sebuah desa. Maka jadilah dusun seperti anak desa aek natas gitu.. Jarak tempuh jalan kaki dari desa aek natas sih cuma setengah jam lebih gitu.. Waktu kecil aku sering bepergian seperti bocqh pe

Antara Anyer dan Jakarta hanya beberapa jam. Terletak diujung pulau jawa menghadap tepat di pulau sumatera. Suatu sore yang indah, kami memutuskan untuk bertepi di pantai anyer, bibir pemisah antara sumatera dan jawa.  Mungkin mengambil beberapa potret bisa disebut sebagai moment kekiniannya anak zaman sekarang. Tapi setelah melihat ulang hasil jepretan poto... Suatu moment yang indah bisa menghabiskan senja bersama kalian di salah satu bibir pantai terindah di Republik ini. Keusilan berbagi bersama teman Sendagurau dalam perjalan Hingga moment terindah dalam suatu senja yang akan selalu diingat dalam potret ini. Selembar poto ini mungkin diam, namun menceritakan seribu kisah yang pernah kita jalani bersama di saat masih bebas, muda, dan berbagi senyum kepada dunia. Akan selalu kita ingat kenangan ini. Mungkin suatu saat nanti akan lupa, namun dengan melihat poto ini pasti memory itu akan terkenang kembali. Senang bisa berkenalan dengan sore ha

Aku ingin kau mengantarkanku bekerja dan menjemputku ketika saatnya untuk pulang. Aku ingin pergi ke toko denganmu dan membeli makanan yang bisa kita masak untuk makan malam. Aku ingin menonton beberapa acara omong kosong di tv dan kau tertidur di sampingku di sofa hingga aku bisa melihat dan mendengarmu bernafas.  From E 

Pernahkah kau bayangkan Rangkaian mimpi yang kupahat di temaram langit Adalah wujud rinduku yang luruh dalam hening Dan tenggelam dalam kerik jengkerik di beranda Pernahkah kau bayangkan Disetiap rentang waktu yang riuh Dimana kurekat erat binar matamu Selalu kutitipkan harap disana Dalam desau angin dan desir gerimis senja Pernahkah kau bayangkan Pada kelopak mawar disudut taman Dan jernih embun yang menitik diatasnya Kusimpan gigil gairahku yang membara padamu Disetiap tarikan nafas Saat kulukis paras indah purnamamu Dikutip : dari berbagai sumber Oleh : tanpa nama